Wednesday, December 22, 2010



Ketika Mentari datang menyapaku
Aku hanya dapat menatapnya
Menatap lembut kearah sinar yang membuatku takjub
Takjub akan warnanya yang seakan menghipnotisku

Ketika Rembulan datang menggantikannya
Kurasakan kesepian melandaku
Hanya dapat berpasrah
Sambil menanti mentari datang kembali menyinari hari baru

Hidup umpama bagaikan
Matahari dan Bulan
Senang dan susah datang silih berganti
Namun saling melengkapi satu sama lainnya

Tataplah hari esok
Dan berharaplah
Bahwa besok pasti akan lebih baik
Daripada hari ini

Friday, October 15, 2010

Waiting, Hoping, Existing


Lama aku menanti
Menantimu yang tak kunjung kembali
Menantimu yang berjanji selalu berada di dekatku
Menantimu hingga partikel terkecil dalam tubuhku


Hari berganti
Namun tak kunjung kau kembali
Hanya dapat menatap kosong sesuatu yang berada di depanku
Tak dapat berpikir, tak dapat bersua

Aku terus menanti
Menantimu seolah-olah akan mendapat uluran tanganmu berada di hadapanku
Menantimu seolah-olah dapat melihat senyummu dari ujung mataku
Menantimu sehingga aku seolah-olah gila akan dirimu

Kata menanti menjadi kata favorit dalam kamusku sekarang
Ya menanti
Menanti uluran tanganmu yang tak lebih hanya sekedar untuk memelukku
Menanti, menanti dan menanti, itulah pekerjaan yang selalu menyita perhatianku

Sunday, August 22, 2010

Akhir-akhir ini saya merasa sangat bosan. Entahlah, banyak penyebabnya bahkan sampai saya sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan saya bosan. Mungkin bosan dengan kegiatan rutin yang terjadi setiap harinya. Selalu mengulang sesuatu yang kita tidak sukai setiap hari. Tidak bisa menghindar namun pasrah menjalani rutinitas dengan seulas senyum palsu yang mungkin dapat membodohi orang-orang di sekitar. Padahal jauh di dalam ingin rasanya menghilang. Berharap tidak usah berpikir panjang lebar hanya untuk rutinitas yang sia-sia.


Ingin rasanya menjauh namun tak daya hati bertahan dan berkata JANGAN LAKUKAN!! Kadang saya berpikir "Apa aku sebodoh itu?" namun aku tetap saja melakukannya. Kebodohan yang kuulangi lagi dan lagi tanpa henti. Entah apa yang saya pikirkan. Sering saya merasa "Ini yang ku mau?" tapi tetap saja pada akhirnya hanya diam tak melakukan apa-apa.


Ingin berteriak namunpada akhirnya hanya bisa diam memendamnya sendirian. Pikiran melayang mencari tempat pelarian di dalam dunia imajinasi yang selalu ada di dalam kepala. Berpikir seandainya ini dan itu. Bermacam-macam ide dan imajinasi bermunculan tanpa batas. itu hanya pemikiran saya, namun sekali lagi di hancurkan oleh realita yang tidak sesuai dengan harapan.



Namun saya pikir semua itu memang harus di paksakan. Kalau tidak di paksa tidak akan menyukai rutinitas tersebut. Seseorang berkata pada saya "Jika kamu tidak memaksanya untuk menyukinya maka kita hanya akan stak di tempat itu saja. Tidak kan maju. Karena kita tidak mau mencoba untuk berjalan maju. Takut akan kegagalan. Dimana kegagalan adalh suatu awal." Ia juga berkata begini, "Tidak apa-apa gagl berkali-kali karena kegagalan adalah proses dimana kita sedang berusaha untuk maju. DAri kegagalan kita belajar untuk mau menerima kelemahan dan kekurangan serta mencoba menutupinya dan menjadi SUKSES."

Saturday, July 31, 2010

Kadang aku berpikir,
Hidup itu adalah sebuah misteri
di mana kita dapat tanpa sadar menggali sesutu yang tadinya kita kubur dalam-dalam.
Kadang bertemu dengan orang yang tidak kita duga di waktu dan tempat yang tak terduga pula.

Kadang aku juga berpikir,
kita itu hidup dalam realita yang terkadang tidak mendukung apa yang kita impikan
Terkadang aku sering berpikir ada baiknya juga hidup dalam angan-angan
karena tugas kita hanya bermimpi dan berimajinasi

.
Namun akupun berpikir sejenak,
kita tidak dapat hidup di dalam ruang imajinasi semata
kita harus bangkit dan mencoba lebih baik lagi untuk esok hari
karena kita harus memikirkan masa depan ketimbang hidup dalam kurungan mimpi belaka.

Kemarin kita mencoba yang terbaik,
Hari ini kita mencoba yang lebih baik lagi,
dan esok marilah kita berusaha lebih baik lagi dari hari ini.
Jika kita berpikir positif akan menghasilkan hal yang positif pula.

Friday, July 2, 2010

Mahluk Malam

Rembulan datang
Matahari pun pergi menjauh
Malam pergi
Pagi datang menjemput
Matahari datang
membangunkan semua orang yang terbaring di tempat tidur
Meringkuk dengan nyaman '
Ketika sang Bulan berada di atas kepala
Semuanya terbangun
Menyambut matahari yang terbit dengan gagah
Ayam berkokok,
Burung berkicau
Namun, ada sesuatu yang kurang
Dimana mahluk malam?
Tidakkah mereka akan menyambut sang mentari juga?
Jelas tidak ketika mentari datang,
mahluk malam pun tertidur
berlindung di atas atap
meringkuk dengan nyaman dan damai.

Thursday, July 1, 2010

HIDUP

Semuanya terampas begitu saja,

Seakan-akan semuanya gelap.

Aku hanya termenung senyap

Tiada kata-kata yang dapat kuungkapkan

Apa ini yang dikehendaki?

Seharusnya begini jadinya?

Terdiam

Berduka

Keinginan bebas terampas begitu saja

Pada akhirnya terkurung dalam sebuah kurungan yang menyakitkan.

Memandang langit

Hanya melihat kawan-kawanku terbang bebas

Ingin keluar dari kurungan ini

Namun apa daya tenaga tak ada

Hanya menatap kosong

Berharap seseorang datang menolong

Namun pada akhhirnya kekosongan menang

Gelap

Dingin

Membekap dan menjadi satu di dalam tubuh

Semua angan-angan

Hanyalah harapan kosong belaka

Yang tak berharga

Dan tidak berarti sama sekali.

Ingin menangis,

Namun tak kunjung air mata mengalir membasahi pipi

Hanya dapat tersenyum masam

Mamikirkan keadaan esok hari yang kelabu

Semuanya bagaikan seekor burung yang mencari penghiburan

Pelarian dari kenyataan yang pahit

Menutupi kesedihan yang di punya dihadapan semua orang

Mencari tempat pelarian yang aman.

Aman dari semua masalah

Aman dari keberadaan semua

Aman dari semua kesedihan

Aman dari penderitaan

Namun semua itu hanyalah sebuah realita palsu

Realita palsu yang dibuat untuk menutup diri dan hati

Realita palsu yang dibuat untuk hanya dapat menghibur dirinya

Realita palsu dalam hidup yang tak berguna

Kosong

Bagaikan kerang yang meninggalkan rumahnya

Tak berisi

Tak bermakna

Realita hidup lebih sakit dari pada realita palsu

Realita palsu yang diciptakan semua orang hanya untuk melindungi dirinya yang rapuh

Kuat di luar

Rapuh di dalam

Begitulah hidup

Ada yang di atas

Ada yang di bawah

Tidak ada yang di tengah

UNGKAPAN HATI

Sebenarnya berapa harga kami dimata kalian?

Seribu, duaribu, tigaribu atau malah tidak ada harganya sama sekali?

Semua yang ada,

Semua yang kita lakukan bersama

Apakah artinya itu.

Apakah itu hanya topeng penutup muka yang kau pakai

Kemana semua kenangan itu?

Begitu mudah melupakan

Tapi begitu susah untuk mengukir dan menorehkannya kembali

Jerih payah terbuang sia-sia.

Tawa dan canda

Semua itu tergantikan dengan sunyi yang mencekam

Bagaikan sang kegelapan datang

Hendak menjemput kita semua datang ke dalam kegelapan

Panas dada ini

Seperti ada kompor yang menyala dengan kencangnya

Menghanguskan taman impian di dalam hati

Hancur menjadi abu

Ingin kukembalikan semua

Seperti semula

Hanya semula

Dan untuk semuanya

Kegelapan malam mencekam datang padaku

Mengetuk jendela kamarku saat ku tertidur

Lalu mencekikku untuk kesekian kalinya

Dalam rasa dendam terpancar jelas melewati kedua mata

Berat,

Nafasku perlahan terhenti

Aku mencoba untuk berteriak

Menangis,

Aku bahkan meraung tiada henti,

Namun tak satupun panas di dadaku ini mereda

Malah api serasa menyulut masuk hendak menghancurkan tubuhku juga

Kurasakan sesuatu

Amarah dan Dendam

Kenapa?

Kenapa setiap kepala yang melewatikupun

Tak satupun yang memandangku

Aku tersenyum,

Senyum sedih mengiris hati

Hatiku tersayat

Melihat tak satu orangpun melihatku

Haruskah aku maju

Maju untuk mengajukan congorku

Membuktikan bahwa kami sama

Apa artinya sebuah kehormatan

Apa artinya di hormati

Yang penting adalah apa yang kita lakukan

Untuk diri sendiri dan sesame

Dimana letak sang hati mungil

Ketika ego lebih menang daripada hati nurani

Ketika dendam menguasai diri

Ketika hasrat jiwa tidak terpuaskan

Luka,

Mampukah luka yang kau torehkan ini sembuh

Tidak!!

Tidak akan sembuh..

Mungkin luka fisik dapat sembuh

Namun luka sang hati mungil tak mungkin sembuh dengan mudah

Sehebat itukah kemampuan ego

Untuk membuat perpecahan di antara dua dunia yang berbeda.

Dimana hatiku galau dan gundah

Sedangkan hatimu panas dipenuhi dendam

Semudah itukah kau mengucapkan kata “SHUT UP”

Semudah itu jugakah kau melupakan sebuah kenangan

Semudah itukah kau bilang “BENCI”

Semudah itu jugakah kau tak melihatku

Berdiri dan menanti dengan uluran tangan

Memeluk dan merangkulmu kembali.

DEspair

Sesak,

Nafasku terasa berat

Rasanya paru-paruku menggerutu

Mencari udara yang dapat masuk ke dada

Gelap,

Ingin rasanya aku berteriak

Namun ada yang menawanku,

Mencekalku agar tidak berjalan maju.

Ku coba meraihnya,

Cahaya putih kecil yang mencoba menenangkanku.

Hilang,

Bagaikan sang surya bersembunyi

Dan rembulan yang timbul menggantikannya

Hampa,

Terlupakan

Kecil,

Bagaikan sebuah batu dijalan

Tak dipandang,

Teracuhkan,

Terkucilkan

Seolah-olah tak ada disana

Ingin rasanya berteriak agar di lihat.

Namun tak ada yang kunjung menengok

Kenapa?

Seumur jangung bukanlah suatu batasan dan alasan.

Harapan,

Ada kemauan untuk bertahan,

Kami tidak akan mau ditundukan dengan mudah

Akan terbukti

Suatu saat nanti

Bagaikan singa yang terbangun dari tidur

Mengaum dengan keras

Menunjukkan pada semua

Bahwa kami ada dan nyata

LANGKAH

Hitam… Putih…

Besar… Kecil…

Kuat… Lemah..

Gelap… Terang…

Adil?? Curang…

Apa yang sebenarnya ku cari??

Dunia seperti apa?

Seperti saat ini??

Atau dunia di mana aku dapat bebas melakukan apa yang aku mau?

Gelap…

Dimana aku harus melangkah sekarang??

Aku akhirnya melihatnya cahaya itu… Selangkah demi selangkah aku berjalan menuju ke arahnya.. Sebuah cahaya kecil berada tak jauh dari tempatku berada sekarang, cahaya itu membuatku penasaran bukan kepalang… Namun semakin kudekati cahaya itu semakin cahaya kecil itu pergi menjauh… Tiba-tiba kegelapan yang pekat datang menyergapku.. aku menengok ke sana kemari mencarinya… Cahaya kecil itu… Dimana?? pikirku. Aku harus kemana?? pikiran itu selalu berulang-ulang berkecambuk di dalam benakku. Cemas, gelisah, takut semua itu dapat kurasakan seolah-olah semua hal itu ingin mendesak keluar dari dalam tubuh mungilku…

“Dimana kamu cahaya kecil??” panggilku dalam kegelapan itu. Berharap cahaya itu akan datang padaku. Aku menunggu selama beberapa menit mungkin lebih tetapi cahaya itu tidak muncul sama sekali…

Ketika aku mulai merasa putus asa tiba-tiba kulihat cahaya itu.. Kecil… Putih… Itu dia!!! pikirku sambil melonjak kegirangan.. Kali ini aku tidak mau ragu-ragu lagi… Akan kudekati cahaya itu pikirku. Kali ini aku berlari mengejarnya… Tanpa sadar sekelilingku mendadak berubah menjadi biru… Mulanya aku binggung..

Apa yang terjadi?? Dimana aku?? Saat tersadar aku berada di ketinggian yang sangat tinggi… Aku panik… Saat kulihat kebelakang, kearah punggungku, kulihat ada sepasang sayap yang timbul dari sana.. Aku senang bukan main… Aku punya sayap?? pikirku bingung pada awalnya. Awalnya aku agak canggung.. Mengapa?. Tapi ada perasaan lain yang ingin melesak keluar dari dalam tubuh… Senang, girang bukan kepalang..

Akhirnya… akhirnya aku dapat terbang…!!! Namun dimana aku sekarang?? Negeri Dongeng?? Apa ini kenyataan? Ah.. Persetan dengan semua itu!! Yang penting sekarang aku bebas!!. Ku manfaatkan kesempatan itu. Aku terbang ke berbagai tempat yang kuingini… Aku benar-benar menjelajahi tempat itu… Tempat itu terasa asing namun terasa sangat damai dan menyenangkan. Aku senang sekali. Rasa senang yang tidak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata. Namun, kesenangan itu hanya sementara.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap… Arrhhh… Apa yang terjadi??? Kemana semua warna itu.. Kemana dunia itu?! Aku menengok kesana kemari yang terlihat hanya warna hitam kelam… Aku pun melihat kearah punggungku. Baik.. sayapku masih ada.. aku masih dapat terbang! Namun aku pun juga terkejut. Aku melihat ada sekelibat bayangan hitam mendatangiku. Akupun terbang dengan cepat namun kecepatanku tidak dapat menandinginya.

Tamatlah riwayatku…..pikirku pasrah.. Bayangan hitam itu semakin mendekat dan terus mendekat… Tiba-tiba kulihat lagi cahaya kecil itu… Terbang kian kemari seperti menari dan membangkitkan semangatku lagi. Aku pun mengerahkan seluruh tenagaku untuk dapat terbang lagi kearah cahaya itu..

Sedikit lagi… Berjuanglah… kau pasti bisa… hanya kata-kata itulah yang terlintas di dalam benakku. Saat aku mendatangi cahaya itu kejadian itu muncul lagi… Kali ini aku tak lagi terkejut… Aku tak lagi mempunyai sayap.. Namun aku berada di atas awan.. Dari sana aku dapat melihat banyak sekali warna-warna yang menceminkan hati manusia. Ada yang merah yang mencerminkan kemarahan dan ego, pink yang mencerminkan cinta dan kasih, hitam mencerminkan iri dan dengki, biru mencerminkan kesedihan namun aku mendapati warna ini… putih… aku tidak tahu warna itu melambangkan apa… Putih?? Mungkinkah itu melambangkan kesucian?? Aku senang sekali dapat mengetahui perasaan semua orang…

Kali ini aku bertahan di dunia ini cukup lama… aku sangat senang dan mulai dapat beradaptasi dengan semuanya… Namun saat aku sudah mulai kerasan, tiba-tiba kegelapan itu muncul lagi… Kali ini aku tidak menyerah… Aku berlari sekuat tenaga untuk dapat menjauh dari kegelapan itu..

Aku tidak mau kesana!!! Teriakku dalam hati. Aku berusaha melakukan apa yang ku bisa… Tapi sayang kegelapan itu menangkapku… tidak mau melepaskan aku dari warna pekatnya… Aku pun kembali kedalam kegelapan itu lagi…

Aku merasa kesepian… Pada akhirnya aku pun hanya diam terduduk tidak melakukan apa-apa… Aku merasa kosong… Semua kegembiraan rasanya terengut dari dalam tubuhku… Ingin menangis namun aku tidak boleh menunjukkan kelemahanku atau kegelapan itu semakin lama semakin memasukanku jauh ke dasar.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa… harapanku sudah pudar… Tak ada lagi yang kuinginkan hanya kebebasan dan keadilan… Hingga suatu hari ada seseorang yang benasib sama denganku… Ia pun ditelan oleh kegelapan… namun ada suatu perbedaan besar antara dia dan aku.. Suatu perbedaan yang mencolok…

Ketimbang aku yang hanya diam terhadap kegelapan, orang ini memiliki sesuatu yang lain.. Aku pun menghampirinya. “Apa yang kau lakukan???” tanyaku datar. Ia melihatku terkejut.. Lalu ia pun memberikanku senyuman… Aku bingung..

Aku pun bertanya sekali lagi. “Apa sih yang sedang kau lakukan?? Taukah kamu kalau tidak ada jalan keluar dari kegelapan ini?.” Ia hanya diam berpikir… Aku semakin penasaran akan sikapnya. Aku pun hanya mengamatinya.. Nampaknya ia belum menyerah untuk dapat keluar dari kegelapan itu.. Ia berusaha dengan keras memikirkan jalan keluar dari kegelapan itu..

Entahlah sudah berapa lama aku memperhatikannya lama-kelamaan rasa yang telah lama hilang dari diriku kembali muncul… Harapan… kata-kata itu begitu indah di dengar. Sudah lama aku melupakannya. Namun, saat ini seolah-olah aku mendengarnya lagi.. Kata-kata itu… Ku pikir kata-kata itu sudah ku buang dan ku lupakan sejak aku terdampar dalam kegelapan tak berujung ini.

Aku pun tersadar dari lamunanku… Lalu aku memperhatikannya lagi. Semangatnya untuk dapat keluar dari tempat ini tidak kurang sedikit pun… Aku pun berang.. Entahlah pada diriku sendiri atau padanya yang mempunyai sesuatu yang tidak aku punyai.

“Hei!! Kau mendengarku??” kataku sambil membalikkan badannya, menghadap pada ku.

Lagi-lagi ia hanya tersenyum. “Baiklah jika kau tak mau menjawab. Asal kau tahu saja aku sudah terkurung di dalam kegelapan ini lebih lama dari pada dirimu.. Sudah semua cara aku tempuh tapi tak ada hasil…NIHIL…” kataku mulai sewot sendiri..

Sebenarnya aku mengharapkan sebuah jawaban tapi lagi-lagi ia hanya tersenyum.. pada akhirnya aku tersadar bahwa aku bisa keluar dari kegelapan ini.. Usaha dan keyakinan akan mengeluarkanku dari kurungan kegelapan ini… Aku pun memandangnya… Sosok itu.. Karena dialah aku mulai menyadarinya. Jalan keluar dari tempat terkutuk ini.

Tiba-tiba aku melihat cahaya putih itu kecil, mungil, berpendar jelas di sebelahku. Hangat. Itulah yang kurasakan sekarang. Aku pun tersadar dari tidurku yang panjang.

Putih.. itulah warna pertama yang kulihat pertama kali aku membuka mata… Aku menengok ke sebelahku tampak sosokmu yang menyelamatkan diriku..

“Terima kasih” kataku lemah. Rupanya sudah hampir 2 minggu aku terkapar di Rumah Sakit. Sosok itu lagi-lagi hanya tersenyum. Aku tidak akan melupakanmu, pikirku dalam hati. Senyum itu adalah senyum yang membuatku tersadar akan sesuatu yang sangat penting yaitu kemauan dan usaha untuk dapat bangkit berdiri dan berjalan maju. Bagaimanapun sulitnya rintangan yang dihadapi. Aku harus terus maju.

Boredom

I was in this place Waiting Doing nothing Fell in the deep boredomness Just watching and listening to a group that discussing some ...