Thursday, July 1, 2010

UNGKAPAN HATI

Sebenarnya berapa harga kami dimata kalian?

Seribu, duaribu, tigaribu atau malah tidak ada harganya sama sekali?

Semua yang ada,

Semua yang kita lakukan bersama

Apakah artinya itu.

Apakah itu hanya topeng penutup muka yang kau pakai

Kemana semua kenangan itu?

Begitu mudah melupakan

Tapi begitu susah untuk mengukir dan menorehkannya kembali

Jerih payah terbuang sia-sia.

Tawa dan canda

Semua itu tergantikan dengan sunyi yang mencekam

Bagaikan sang kegelapan datang

Hendak menjemput kita semua datang ke dalam kegelapan

Panas dada ini

Seperti ada kompor yang menyala dengan kencangnya

Menghanguskan taman impian di dalam hati

Hancur menjadi abu

Ingin kukembalikan semua

Seperti semula

Hanya semula

Dan untuk semuanya

Kegelapan malam mencekam datang padaku

Mengetuk jendela kamarku saat ku tertidur

Lalu mencekikku untuk kesekian kalinya

Dalam rasa dendam terpancar jelas melewati kedua mata

Berat,

Nafasku perlahan terhenti

Aku mencoba untuk berteriak

Menangis,

Aku bahkan meraung tiada henti,

Namun tak satupun panas di dadaku ini mereda

Malah api serasa menyulut masuk hendak menghancurkan tubuhku juga

Kurasakan sesuatu

Amarah dan Dendam

Kenapa?

Kenapa setiap kepala yang melewatikupun

Tak satupun yang memandangku

Aku tersenyum,

Senyum sedih mengiris hati

Hatiku tersayat

Melihat tak satu orangpun melihatku

Haruskah aku maju

Maju untuk mengajukan congorku

Membuktikan bahwa kami sama

Apa artinya sebuah kehormatan

Apa artinya di hormati

Yang penting adalah apa yang kita lakukan

Untuk diri sendiri dan sesame

Dimana letak sang hati mungil

Ketika ego lebih menang daripada hati nurani

Ketika dendam menguasai diri

Ketika hasrat jiwa tidak terpuaskan

Luka,

Mampukah luka yang kau torehkan ini sembuh

Tidak!!

Tidak akan sembuh..

Mungkin luka fisik dapat sembuh

Namun luka sang hati mungil tak mungkin sembuh dengan mudah

Sehebat itukah kemampuan ego

Untuk membuat perpecahan di antara dua dunia yang berbeda.

Dimana hatiku galau dan gundah

Sedangkan hatimu panas dipenuhi dendam

Semudah itukah kau mengucapkan kata “SHUT UP”

Semudah itu jugakah kau melupakan sebuah kenangan

Semudah itukah kau bilang “BENCI”

Semudah itu jugakah kau tak melihatku

Berdiri dan menanti dengan uluran tangan

Memeluk dan merangkulmu kembali.

No comments:

Post a Comment

Boredom

I was in this place Waiting Doing nothing Fell in the deep boredomness Just watching and listening to a group that discussing some ...